Yahudi di Indonesia
Yahudi di Indonesia
berawal dari kedatangan penjelajah Eropa awal dan pemukim pertama.
Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang sangat
kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Etnis Yahudi asli, yang kebanyakan merupakan Yahudi Sefardim dan beberapa yang Yahudi Ashkenazi, Yahudi Mizrahim, Yahudi Kaifeng & Yahudi Bene Israel (India).
Sejarah
kehadiran orang Yahudi Pertama kali di kepulauan Indonesia telah
dikonfirmasi dalam sebuah teks tertulis berada di akhir Abad
Pertengahan. Orang ini adalah seorang pedagang dari Fustat di Mesir,
yang meninggal di pelabuhan Barus, Sumatera Barat tahun 1290. Pada tahun
1859, pengelana Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di Hindia-Belanda, setelah mengunjungi Batavia.
Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang
telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di Kota itu
dan beberapa di Semarang. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia-Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda
yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan
Rezim Kolonial Belanda. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan
imigran Yahudi dari Irak atau Yaman. Di masa Pemerintahan Belanda di Indonesia, Agama Yahudi diakui sebagai Agama resmi.
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia-Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia diasingkan ketika Pendudukan Jepang di Indonesia
dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp penampungan. Setelah perang,
Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah, dan banyak yang
berimigrasi ke Amerika Serikat, Australia atau Israel.
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya, pada masa Pemerintahan Presiden Indonesia yang pertama Soekarno, hak penganut Yahudi sempat disamakan dengan Agama lainnya seperti Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Bahkan melalui surat keputusan Menteri Agraria yang dirilis pada tahun 1961
menyatakan bahwa Beliau mengakui kaum Agama Israelit (sebutan kaum
Agama Yahudi pada masa itu) diakui sebagai Agama resmi di Indonesia.
Tidak banyak yang mengetahui pula, bahwa peristiwa 10 November 1945 juga
melahirkan seorang pejuang yang berasal dari kaum Yahudi Surabaya,
yaitu Charles Mussry.
Populasi
Pada akhir tahun 1960-an, menurut Kongres Yahudi Sedunia populasi Yahudi di Indonesia diperkirakan ada 20 orang Yahudi asli yang tinggal di Surabaya dan Jakarta.
Nenek moyang mereka adalah imigran Yahudi asal Yaman, Irak, Mesir,
Iran, India, Inggris, Belanda, Jerman, Austria, Portugis, Spanyol dan
Eropa Timur. Serta 500 orang keturunan Yahudi asal Belanda, Jerman dan
El Salvador tinggal di Manado dan Tondano,
yang mana mendapatkan jaminan atas kebebasan beribadah oleh Pemerintah
Provinsi Sulawesi Utara, ditandai dengan diizinkannya pendirian sebuah
Sinagoga dan tugu berbentuk Menorah. Terdapat pula sejumlah kecil
komunitas Yahudi ekspatriat di Bali.
Keturunan Yahudi Indonesia
Beberapa tokoh umat beragama Yahudi Indonesia di antaranya adalah:- Rivka Sayers, Pengurus dan Pengelola Sinagoga di Surabaya
- Joseph Elia Sayers, Pengurus dan Pengelola Sinagoga di Surabaya
- David Sayers, Anggota Yeshiva (Sekolah Yahudi Ortodoks) di Inggris
- Joseph Aaron, Pengurus dan Pengelola Sinagoga di Surabaya
- Rita Aaron, Model Wanita Indonesia
- Joice Kohler, Keturunan Yahudi asal Jerman di Surabaya yang adalah Ibu dari Musisi Ahmad Dhani
- Yaakov Baruch, Rabi di Indonesia
- Irvan Grossman, Aktivis Yahudi di Sulawesi Utara
- Benjamin Verbrugge, Rabi & Ketua Umum UIJC di Indonesia
- Yokhanan Eliyahu, Rabi di Indonesia
- Yan Wieland, Tokoh Yahudi Indonesia
- Marini Sardi, Artis Senior
- Yapto Suryosumarno, Politikus, Tokoh Pemuda
- Ahmad Jayadi, Pembalap Nasional
- Larasati Suryokumoro, Pengusaha Ternama
- Nafa Urbach, Penyanyi, Bintang Sinetron
- Cornelia Agatha, Bintang Film
- Xaviera Hollander, Penulis, Bintang Erotika, Pengusaha
- Ahmad Dhani, Musisi
- Sheila Marcia Joseph, Bintang Film
- Dolly Zegerius, Mantan Atlet Puteri Nasional
- Mariana Renata, Top Model, Bintang Film
- Charles Mussry, Pejuang Nasional
- Irwan Dhanny Mussry, Pengusaha Papan Atas
Adapun ada beberapa suku bangsa di Indonesia yang 'terindikasi' keturunan Sepuluh Suku Israel yang 'Hilang' pasca peristiwa pembuangan Asiria (Asyur) pada tahun 721 SM yang terdapat pada Suku Nias dan Batak di Sumatera Utara, Dayak di Kalimantan, Talaud, Sanghie dan Minahasa di Sulawesi Utara, Toraja di Sulawesi Selatan, Sumba dan Suku-suku lainnya di Nusa Tenggara Timur/NTT (Flobamora), Alef'uru dan Suku-suku lainnya di Maluku dan beberapa Suku-suku Melanesia di Papua bagian barat.
Asimilasi dan perubahan populasi
Karakteristik sosial dan budaya yang sama dari Indonesia
yang difasilitasi ekonomi luar biasa, politik, dan keberhasilan sosial
dari komunitas Yahudi Indonesia juga memberikan kontribusi untuk asimilasi.
Perkawinan silang antar Suku meningkat dari kira-kira 55% pada tahun
1944 menjadi sekitar 90% - 99% pada tahun 2004. Pasangan kawin silang
tersebut membesarkan anak-anak mereka dengan pendidikan Agama setempat.
Namun, jauh dari kebudayaan keluarga kawin silang untuk membesarkan
anak-anak mereka hanya dari budaya Indonesia saja.
Untuk identitas, isu-isu Pemerintah tentang KTP (Kartu Tanda
Penduduk). Setiap warga Negara di atas usia 17 tahun harus membawa KTP.
Terdaftar di kartu identitas merupakan seorang pemegang Agama resmi.
Indonesia hanya mengakui enam Agama resmi: Islam, Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Agama Yahudi dan Agama
lainnya belum diakui sebagai Agama resmi oleh Pemerintah Indonesia,
namun di dalam KTP tergolong ke dalam Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Menjadikan Yahudi agama resmi
Sebagai kaum minoritas, kaum Yahudi sering mendapat perlakuan
diskriminatif, baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Hal itu
terkait dengan stigma bahwa mereka adalah antek-antek Zionis Israel.
Kasus tawuran massal pernah terjadi antara komunitas Arab dengan kaum
Yahudi di daerah Pasar Besar, Surabaya pada dekade tahun '70-an. Pernah
juga terjadi amuk massa, pengrusakan dan pengibaran bendera Palestina
pada awal tahun 2009 di sebuah Sinagoga di jalan Kayoon No. 4, Surabaya.
Insiden ini dipicu oleh kebrutalan Israel di Gaza, Palestina dan
berujung pada penyegelan sementara yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya
atas Sinagoga tersebut, yang merupakan Sinagoga tertua di Indonesia.
Pada tahun 2010, The United Indonesian Jewish Community (UIJC)
ingin Yahudi ditulis pada kartu tanda penduduk (KTP) sebagai Agama
resmi. Mereka juga ingin pernikahan dengan ajaran Yahudi diakui secara
resmi di Indonesia karena selama ini kaum Yahudi di Indonesia "meminjam"
prosesi Agama yang mereka peluk agar pernikahan mereka diakui oleh
Pemerintah.
Karena itu, komunitas Yahudi di Indonesia sedang berupaya agar Yahudi
diakui sebagai Agama resmi di Indonesia. Selain itu, mereka meminta
Agama Yahudi menjadi salah satu pilihan kolom Agama di KTP. Mereka sudah
menyewa pengacara untuk mengusahakannya, baik lewat jalur hukum formal
maupun lobi-lobi.
The United Indonesian Jewish Community (UIJC)
Di Indonesia saat ini telah dibentuk The United Indonesian Jewish
Community (UIJC) oleh komunitas Keturunan Yahudi Indonesia. Organisasi
ini sudah dibentuk sejak Tahun 2009, tapi baru diresmikan pada Bulan
Oktober Tahun 2010. UIJC ini dipimpin oleh keluarga Verbrugge.
Menurut sumber dari UIJC
saat ini keturunan Yahudi di Indonesia yang sudah diketahui hampir
mendekati 2.000-an orang. Yang sudah terdeteksi 500-an. tersebar hampir
merata di seluruh Indonesia, bahkan ada di Aceh, Sumatra Utara & Sumatra Barat. Di Sulawesi Utara mempunyai potensi sampai 800-an orang, di Jakarta diperkirakan lebih dari 200-an orang dan di Surabaya
mempunyai keturunan Yahudi yang juga cukup banyak jumlah-nya. Selain
itu anggota UIJC juga ada yang berasal dari daerah lain, diantaranya Lampung, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Bandung, Semarang, Solo, Cilacap, Yogyakarta, & Bali.
Umumnya mereka adalah keturunan campuran antara Indonesia dengan Yahudi
Belanda, Jerman, Belgia, Irak, dan Portugis. Meski demikian, bukan
berarti anggota UIJC harus beragama Yahudi,karena organisasi ini
hanyalah sebagai paguyuban warga keturunan Yahudi di Indonesia.
Begitu juga ada yang 'terindikasi' Keturunan Yahudi yang berasal dari Spanyol, Portugis & Belanda di Nusa Tenggara Timur/NTT (Flobamora), Maluku & Papua yang juga cukup banyak jumlah-nya. Dan saat ini yang menjadi anggota UIJC yang sudah terdata sekitar 100 orang dewasa, tapi sekarang mulai bertambah jumlah-nya.
Komunitas Yahudi Surabaya
Kalau UIJC lebih banyak di dominasi oleh Yahudi asal Belanda, Jerman dan Portugis yang bercampuran Pribumi Indonesia. Umumnya banyak diantara mereka yang sudah beralih agama, dan perawakannya lebih Indonesia. Namun berbeda dengan Komunitas Yahudi Surabaya yang bernama "Israelitische Gemeente Soerabaia", Mereka adalah keturunan langsung orang Yahudi imigran dari negara Irak. Perawakan mereka masih khas Yahudi, bahkan masih mengadopsi nama-nama Ibrani. Yahudi Surabaya memiliki bangunan Sinagoga di atas tanah milik Eigendom Verponding yang dibangun oleh Joseph Ezra Izaak Nassiem tahun 1948, dan kemudian di urus oleh keluarga Sayers.Saat ini Komunitas Yahudi Surabaya dikabarkan telah memiliki hubungan dengan komunitas Yahudi di Sulawesi Utara. Selain itu ada beberapa diantara mereka yang bergabung dengan UIJC. Jejak komunitas Yahudi Surabaya dapat di telusuri dari pemakaman besar Yahudi di daerah Kembang Kuning, Surabaya.
Comments
Post a Comment